Rabu, 06 Juli 2011

ETIKA FILSAFAT KEPEMIMPINAN PELAYANAN PUBLIK DAN PEMBANGUNAN

1.      Pada dasarnya manusia itu (termasuk mahasiswa) setiap saat selalu dihadapkan pada masalah, dan untuk memecahkan masalahnya manusia menggabungkan dirinya pada organisasi atau kelompok, yang akhirnya terangkatlah seorang pemimpin (Leader) baik formal maupun non formal, tidak sedikit yang gagal dan juga banyak yang berhasil dalam memberikan pelayanan pada anggota atau masyarakat, namun secara umum  kurang atau tidak efektif atau sebut kurang kontributif pada pembangunan, mengapa ini terjadi? Tanggapan saya atas isu diatas sangat setuju, kita sebagai mahasiswa terutama jurusan Ilmu adm.negara dituntut untuk mamapu memimpin organisasi atau kelompok itu sendiri. Kita sebagai mahasiswa dicetak sebagai leader, dimana kita harus bias memimpin anggota kita dengan baik dan  benar. Jika terjadi permasalahan dalam pembangunan atau terjadi salah pemnambilan keputusan , organisasi tersebut maka jika saya sebagai seorang pemimpin saya akan terjun langsung kedalam permasalahan itu. Dan saya akan memulai nya dengan suasana yang lebih baik lagi, secara harmonis, efektif dan efisien ( professional ) sehingga dapat maksimal dan terbentuk suatu masyarakat yang madani.

2.      Mahasiswa sebagai calon Leader yang diharapkan dimasa yang akan datang adalah sebagai agen perubahan dan pembangunan / agent of change and development, memiliki tanggung jawab cukup berat, karena harus mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang baik dan mana yang buruk yang disebut atau dalam  Etika Kepemimpinan dan Pelayanan Publik untuk membangun bangsa ini, hingga akhirnya  dia (calon leader tadi) menjadi Bijaksana, yaitu baik untuk dirinya sendiri, baik untuk orang lain atau organisasi / masyarakat luas,  yang oleh kita disebut Filsafat, lalu apa tujuannya? Menurut saya tujuan dari filsafat itu sendiri adalah Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu serta Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapatkan gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.






3.       Secara akademis baik Leader maupun Follower (bawahan/anggota) dalam Pelayanan Publik dan Pembangunan  mengedepankan orientasi work/task (pekerjaan) dan human (manusia), sehingga memunculkan gaya, tipe atau teknik serta style kepemimpinan yang beraneka ragam, ada yang otoriter, ada yang demokratis dan ada yang liberal, bahkan berdemensi relatif heterogen diantaranya kharismatik, administratif, visioner, integratif, pelari dan lain-lain. Masing-masing punya kebaikan dan keburukan atau kelebihan dan kekurangan, namun kita tetap harus dapat memilah dan memilih mana yang efektif ?  Dalam kepemimpinan (leadership)  Etika Publik menjawab pertanyaan “apakah saya harus melangkah dengan cara itu?” Moral menjawab pertanyaan “bagaimana saya harus melangkah?” sebagai seoarang calon pemimpin yang baik dan yang benar, seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang Kharismatik, administrative, visioner, dan integratif. Pemimpin sejati idealnya mempunyai tujuan hidup yang jelas dan terutama mempunyai minat yang besar untuk memimpin umat manusia menuju tujuan yang jelas. Minat yang besar dalam memimpin suatu organisasi, institusi atau sekelompok besar manusia / profesional adalah salah satu sumber motivasi terbesar dan penting dari dalam diri seseorang pemimpin yang berhasil. Dan bagi saya Menjadi seorang pemimpin harus bisa menjadi panutan bagi semua orang.



4.      Filsafat adalah berpikir dengan cara yang benar (teoritis) untuk menemukan keputusan pengetahuan atau kebijakan yang benar (praktis), Manfaat Filsafat bagi mahasiswa atau manusia pada umumnya dengan membiasakan diri utuk bersikap kritis, logis-rasional, opini dan argumentatif, Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas), Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah, bagaimana Etika Profesi Kepemimpinan Pelayanan Pembangunan yang sebaiknya dibangun dimasa sekarang dan yang akan datang ? jawaban saya adalah Integritas dan etika dalam pelayanan pembangunan berkaitan dengan komitmen kejujuran untuk melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta meningkatkan pelayanan public itu sendiri. Akhirnya, masyarakat juga perlu diberdayakan dan dilibatkan sesuai paradigma good governance melalui pembangunan infrastruktur politik yang dimaksudkan guna meningkatkan “bargainning position” mereka termasuk agar mampu melaksanakan perannya sebagai kontrol sosial terhadap tindakan-tindakan tersebut.







5.       Manusia memiliki kelebihan dibanding dengan mahkluk lain yaitu diberikannya akal ada yang menyebut IQ, kemudian juga diberi Ruh yang mampu membedakan yang salah dan benar yang disebut EQ, dan Kejujuran yang orang lain menyebut SQ, akhirnya kemenangan atau kesuksesa QQ, dan Ruh serta Kejujuran itulah yang kita sebut Etika dan Filsafat Kepemimpinan. Imlementasi dalam Kepemimpinan, Pelayanan Publik dan Pembangunan membutuhkan kesungguhan dalam berfikir dan bertindak secara visioner dan integrative dengan benar-benar menjadikannya sebagai good human life. Apa kisi-kisi yang mendukung dan faktor-faktor penghambatnya agar semuanya berjalan seperti yang kita harapkan bersama. Sebagai pemimpin yang baik dan benar, kita harus berani mengambil sebuah keputusan, dan harus mempunyai sebuah rencana. Sebuah rencana yang baik membutuhkan rencana-rencana tindakan yang dilengkapi dengan pengendalian. Factor-faktor yang menghambat antaralain ialah informasi yang kurang lengkap, oleh sebab itu agar semuanya dapat bejalan dengan baik dan benar maka dalam system ini perencanaan dilakukan dengan menentukan sasaran-sasaran secaragaris besar, baik dibidang sosial maupun ekonomi, dan pelaku utamanya adalah masyarakat.



6.      Maka dari itu proses pendidikan tinggi sebagai calon pemimpin harus dibudayakan dengan membangun pengertian atau pola berfikir (mindset) menjadi suatu proses kebudayaan yang terjadi dalam proses belajar dan mengajar yang memiliki value/nilai-nilai: benar dan salah, baik dan buruk (respect), Kepantasan untuk dilakukan (best to do), Just and Fair (hanya dan tidak hanya), yang akhirnya disebut Responsibilitas atau Three fundamental conditions of value-etics. Apa langkah-langkah strategis untuk menuju kesana ? Langkah-langkah yang saya ambil untuk menjadi pemimpin yang baik dan benar seperti yang telah di jelaskan diatas yang pertama saya harus berhubungan baik dengan dengan orang lain, karena pemimpin tidak dapat hanya menunjukan prestasi kerjanya saja akan tetapi harus bisa mencintai dan di cintai oleh orang lain, hal ini adalah mutlak hukumnya dan tidak dapat di ganggu gugat, karena apabila tidak ada yang mencintai kita maka kita tidak akan memiliki pendukung yang akan mendukung kita. Apabila kita dapat menunjukkan kasih sayang dan kejujuran yang tulus terhadap orang yang akan kita pimpin niscaya kita akan menjadi pemimpin yang di cintai dan di dukung oleh orang banyak. Langkah yang ke dua yaitu, pemimpin yang dapat dipercayai. Seorang pemimpin adalah sosok yang memiliki integritas yang tinggi dan penuh keberanian serta tidak mengenal putus asa dalam menggapai apa yang menjadi cita-citanya. Apabila anda dapat memegang teguh hal tersebut maka anda akan konsisten dalam melangkah dan mengambil keputusan, sehingga seseorang akan melihat anda sebagai sosok yang memiliki komitmen dan menimbulkan kepercayaan mereka untuk mengikuti anda sebagai pemimpin mereka.

Senin, 13 Juni 2011

rica.ricamerinata@yahoo.comfacebook.com

Model dalam kebijakan publik


KONSEP MODEL KEBIJAKAN PUBLIK

        Model ini digunakan karena adanya eksistensi masalah publik yang kompleks. Model = pengganti kenyataan. A model is an Abstarction of realiy (Quade).
        Model adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan tertentu (Dunn) .
        Model kebijakan dinyatakan dalam bentuk Konsep/Teori, diagram, grafik atau pesamaan matematis .

MODEL PEMBUATAN KEBIJAKAN

Menurut  : YEHEZKEL DROR

1.Pure Rationality Model :
Didasarkan pada rasionalitas murni dalam pembuatan
keputusan.

2.Economically Rational Model :
Penekanan pada efesiensi & ekonomis.

3.Sequential-Decision Model :
Pembuatan eksperimen untuk penentuan alternatif sehingga tercapai keputusan yang paling efektif.

4.Incremental Model :
Charles Lindblom: Science Of Muddling Through,keputusan berubah sedikit demi sedikit.

5.Satisfycing Model :
Herbert Simon: Bounded Rationality, keputusan pada alternatif pertama yang paling “memuaskan”.
6.Extra-Rational Model :
Paling rasional, paling optimal.

7.Optimal Model :
Model integratif identifiasi nilai-nilai, kegunaan praktis, degan memperhatikan alokasi sumber-sumber, penentuan tujuan yang akan dicapai, pemilihan alternatif program, peramalan hasil & pengevaluasian alternatif  terbaik.

KATEGORI MODEL KEBIJAKAN (E.S. Quade)
Model Analitik      : untuk situasi yang kompleks, digunakan dalam riset operasi .
Model Simulasi     : bentuk eksperimen semu, model analog, penggunaan komputer .
Model Permainan :  manusia terlibat langsung, permainan perang-perangan keterlibatan simultan .
Model Penilaian    : tidak eksplisit (ekspresi verbal, berbentuk analogi), banyak dalam pikiran, model mental, misalnya: karakteristik organisasi

TIPE MODEL KEBIJAKAN (W.N. Dunn)

Model Deskriptif        : Menjelaskan/memprediksi sebab & konsekuensi pilihan kebijakan contoh: model indikator sosial .

Model Normatif         : Menjelaskan, memprediksi, merekomendasi optimalisasi usaha, contoh: model antrian, model biaya-manfaat, dll .

Model Verbal             : Ekspresi deskriptif & normatif, berupa: verbal,    simbol, & prosedural; pakai bahasa sehari2, pakai nalar berupa argumen nilai .

Model Simbolis         : Pakai simbol matematis untuk menerangkan hubungan, data aktual, contoh: Y=a+bX .

Model Prosedural     : Menggunakan prosedur simulasi, teori pembuatan keputusan (penentuan alternatif), data asumsi (relatif/bobot), contoh: diagram keputusan


BEBERAPA MODEL TERPILIH :

•Model Institusional
•Model Elit -Massa
•Model Inkremental
•Model Model Group/Kelompok
•Model Sistem
•Model Rasional
•Model Proses
•Model Pilihan Publik


Setiap model memiliki fokus yang berbeda tentang kondisi politik dan membantu memahami berbagai perbedaan tentang kebijakan public .
•      Thomas Dye: lembaga pemerintahan memberikan PP tiga cirri utama :
1)   Legitimasi, 2) Universalitas & 3) Paksaan.
•      PP adalah kegiatan-kegiatan yg dilakukan oleh lembaga pemerintah: Legislatif, Eksekutif, Judikatif, Pemerintah Daerah, dsb.

•      Kebijakan publik diputuskan &, dilaksanakan oleh institusi pemerintah.
•      Undang-undang menetapkan struktur kelembagaan negara dalam
pembuatan kebijakan.
•      Pembagian kekuasaan, checks and balances, otonomi daerah memberikan nuansa pada kebijakan publik.